Selamat Datang Di Teknologi Dan Hiburan

(Cerpen) Diakhir Cerita

Sabtu, 07 Juni 2014

Cerpen Karya Ayra Ariezka

Senja mendung mengiringi langkah – langkah kecil seorang gadis. Langkahnya yang pelan dan lemah menyiratkan perasaan tak menyenangkan dihatinya. Begitupun raut mukanya yang sendu.

Dengan gontai ia terus melangkah, menyusuri tiap keramaian kota Semarang dengan hati yang sepi. Hiruk pikuk kendaraan dan lalu lalang orang di sebelahnya tak mengalihkan pikirannya dari sosok yang baru di temuinya. Sosok yang beberapa bulan terahir ini telah merubah hidupnya. Mengisi hari – harinya dengan senyum dan kebahagiaan. Namun dengan mudahnya mengubah senyum itu menjadi tangis kesedihan.
“Aku pengen kita putus Del,” kata Rafka barusan seperti petir yang menyambar tepat di hati Dela.
“Aku ngrasa kita udah nggak bisa sama – sama lagi, aku sebenernya berat nglakuin ini, tapi mau nggak mau aku emang harus jujur ke kamu. Aku nggak mau nyakitin kamu, makanya aku berfikir lebih baik kita cukupi semuanya sampai disini,” jelas Rafka panjang lebar.

Dela membisu. Hatinya beku dan mulutnya pun seakan ikut membeku. Bahkan air matanya pun seakan mengeras, enggan mengalir.
“Del, ngomong dong jangan diem aja. Kamu boleh marah sama aku.”
Rafka meraih tangan Dela, membelainya dengan lembut kemudian menciumnya.
“Aku bener – bener minta maaf. Beberapa hari ini hubungan kita renggang dan semakin nggak jelas, aku sudah berusaha memperbaikinya, tapi mungkin takdir belum mengijinkan kita untuk tetap bersama.”
Tak disangka, senyum mengembang dari bibir Dela. Meski terlihat berat, namun itu benar – benar senyum manis Dela yang selama ini selalu ditunggu Rafka dan yang telah membuatnya jatuh cinta pada sosok manis dihadapannya.
“Oke, aku bisa ngerti. Emang sepertinya hubungan kita tidak bisa diperbaiki lagi. Aku terima keputusan kamu. Makasih udah ngasih aku kebahagiaan selama ini. Dan setelah ini kita tetap teman kan?”
“Del, maafin aku.”
“Nggak ada yang perlu di maafkan. Ini bukan salah siapa – siapa, karna ini takdir kan? Oke, kalau gitu aku pulang dulu,” Dela beranjak, namun Rafka menarik tangannya.
“Tunggu Del.”
“Apa lagi?”
“Boleh aku minta satu hal sama kamu?”
“Kalau aku mampu dan itu bisa buat kamu bahagia, pasti aku akan memberikannya.”
“Ijinkan aku mencium kening kamu untuk terakhir kalinya.”

Dela terkejut, namun ia memperbolehkan Rafka untuk melakukannya. Kecupan penuh sayang pun mendarat di kening Dela. Dan air mata itu tak dapat di bendung lagi. Dela segera berlari meninggalkan Rafka yang juga hampir menangis. Ia berlari dan terus berlari, hingga ia lelah dan tak sanggup lagi.

Dan sekarang, disinilah Dela berada. Melangkah lemah di tengah kota. Sendiri dan sepi. Ia masih tak menyangka kenapa Rafka bisa setega itu meninggalkannya. Beberapa hari ini hubungan mereka memang agak renggang, tapi Dela tak menyangka kalau Rafka akan semudah itu menyerah.
Satu minggu mereka putus kontak. Meski sering bertemu di sekolah, tapi tak pernah ada sapa. Dela sebenarnya ingin lebih dulu menemui Rafka untuk meminta maaf, namun entah kenapa tiba – tiba saja ia enggan dan merasa tak mampu. Dan akhirnya semalam Rafka menghubunginya, meminta untuk bertemu dan membicarakan semuanya. Dela bahagia sekali mendengarnya. Ia fikir semuanya akan kembali baik. Tapi takdir menulis lain. Bukan kabar baik yang ia dapat hari ini, namun keputusan sepihak Rafka yang tak pernah ia duga sebelumnya.

Rafka adalah orang pertama yang menjadi teman spesialnya, dan mungkin Dela masih bingung bagaimana seharusnya ia bersikap pada Rafka. Sehingga ia terkesan cuek dan kurang memberi perhatian pada Rafka, namun sesungguhnya ia sangat menyayangi Rafka. Karna Rafka adalah orang pertama yang mengajarinya tentang arti saling menyayangi dan memiliki.
Sekarang tak ada lagi Rafka dalam hidupnya. Hari – hari Dela akan kembali sunyi seperti dulu. Dan Dela tak tau apa dia sanggup melihat Rafka disekolah tiap hari dengan keadaan yang seperti ini.
***

Hari terus berlau, namun luka itu masih terasa dihati Dela. Hampir dua minggu setelah pertemuan sore itu, Dela belum bisa sedikitpun melupakan Rafka. Pertemuan disekolah yang hampir tiap hari membuat Dela selalu ingat akan setiap kenangan yang pernah mereka ukir bersama.
Pagi ini seperti pagi – pagi sebelumnya, Dela masih malas untuk kesekolah, karna itu berarti ia harus bertemu dengan Rafka. Tapi ia harus memikirkan masa depannya. Jangan sampai sekolahnya berantakan hanya karna masalahnya dengan Rafka.

Sekolah sudah cukup ramai saat Dela sampai. Dengan malas ia berjalan menyusuri koridor menuju kelasnya. Saat sampai di deretan kelas sepuluh, ia berhenti. Matanya menangkap dua sosok yang tengah bercanda mesra di depan kelas. Ia sangat mengenal sosok laki-laki itu. Itu Rafka. Ya, Rafka tengah berduaan dengan seorang perempuan yang Dela tau masih kelas satu di sekolahnya.
Hatinya bergetar, kakinya seakan berat melangkah, dan air matanya hampir menetes. Ia berusaha tegar. Dengan berat, ia lanjutkan langkahnya. Berjalan cepat melewati Rafka yang tengah asyik mengobrol dengan perempuan itu. Ia sempat melihat Rafka memperhatikannya, namun Rafka hanya diam tak menyapa.

Dela berhenti saat ia tak mampu lagi menguasai hatinya. Ia duduk di sebuah bangku di taman sekolah, dan membiarkan air matanya menetes. Seketika itu samar-samar ia mendengar seseorang membicarakan Rafka.
“Gila si Rafka, baru seminggu putus sama Dela udah nemu gantinya, adik kelas lagi.”
“Namanya juga plaboy, mana betah lama-lama jomblo.”
Hati Dela kembali bergetar. Ia tak menyangka Rafka sejahat itu padanya. Awalnya Dela tak tau apa yang harus ia lakukan untuk bisa menerima keputusan Rafka dan merelakan Rafka pergi. Tapi sekarang, setelah mengetahui apa yang terjadi, Dela seperti mendapat kekuatan untuk tidak mengharapkan Rafka lagi. Rasa sayang itu sudah mulai berubah menjadi rasa benci. Dan kini Dela membenci semua tentang Rafka.

PROFIL PENULIS
Nama asli Ayyu Rizka Rahmawati, saya mahasiswa Teknik Informatika semester 3 di Universitas Sain's Al-Qur'an Wonosobo
Hobi nulis dari kecil, tapi baru berani mencoba mempublikasikan setelah mulai kuliah.
cerpen ini mungkin masih banyak kekurangan, maklum masih amatiran.hehe tapi semoga bisa menghibur pembaca.
Terimakasih

0 komentar:

Posting Komentar